Penurunan Penjualan Starbucks dan Tantangan yang Dihadapi

Penurunan Penjualan Starbucks dan Tantangan yang Dihadapi
Sumber: Unsplash

Dmastekno - Penjualan Starbucks di berbagai negara, termasuk Indonesia, sedang mengalami penurunan drastis. Kondisi ini membuat bisnis Starbucks goyah, menimbulkan spekulasi bahwa boikot menjadi salah satu penyebabnya. Meski demikian, pihak Starbucks menyangkal bahwa boikot adalah faktor utama. Howard Schultz, pendiri Starbucks, kini harus turun tangan langsung untuk mengatasi situasi ini.

Penurunan Penjualan Global

Untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, penjualan Starbucks menurun secara global sebesar 4%. Penurunan ini lebih tajam di Tiongkok, mencapai 11% di toko yang sama. Meskipun sudah mencoba berbagai strategi seperti promo diskon 50% dan memperkenalkan varian baru seperti latte lavender, penjualan tetap merosot. Pendapatan yang sebelumnya diperkirakan mencapai $9,1 miliar, hanya mencapai $8,6 miliar pada kuartal terakhir, berdampak signifikan pada laba bersih yang turun menjadi $772 juta dari $908 juta di tahun sebelumnya. Laba per saham juga menurun dari 80 sen menjadi 68 sen, menyebabkan harga saham Starbucks anjlok 17% dalam dua hari.

Pengaruh Boikot dan Tantangan Lain

Banyak pihak beranggapan bahwa penurunan ini disebabkan oleh boikot terhadap Israel yang berdampak pada sejumlah gerai Starbucks di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk Indonesia. PT Sari Coffee Indonesia melaporkan penurunan penjualan hingga 35% akibat boikot. Pimpinan PT Sari Coffee Indonesia, Anthony McEvoy, mengatakan bahwa pengunjung berkurang, mungkin karena tekanan sosial atau alasan lain.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa sulit mengukur pengaruh boikot secara pasti. Analis senior di Bank of America, Sara Senatore, dan Nick Setian dari Wedbush, menganggap boikot memiliki dampak kecil yang tidak akan bertahan lama. Mereka menekankan bahwa penurunan ini lebih mungkin disebabkan oleh tantangan operasional dan perubahan pasar.

Upaya Pemulihan oleh Howard Schultz

Howard Schultz melihat bahwa Starbucks perlu merevitalisasi platform pemesanan dan pembayaran seluler serta memperbaiki operasi di Amerika Serikat. Langkah-langkah ini termasuk mengurangi waktu tunggu, memenuhi permintaan di pagi hari, dan menarik lebih banyak pelanggan melalui aplikasi Starbucks. Starbucks juga berencana meluncurkan produk baru dan memperkenalkan model pelayanan baru untuk meningkatkan pendapatan.

Schultz yakin bahwa dengan inovasi dan strategi yang tepat, Starbucks akan bangkit kembali. Dia menekankan pentingnya fokus pada pengalaman pelanggan dan melihatnya dari perspektif praktis, bukan hanya berdasarkan data.

Peluang Bagi Brand Lokal

Penurunan Starbucks bisa menjadi momentum bagi brand-brand kopi lokal untuk bersaing di segmen yang sama. Indonesia, sebagai salah satu penghasil kopi robusta dan arabika terbesar, memiliki pasar yang besar untuk kopi. Konsumsi kopi di Indonesia mencapai 300.000 ton pada tahun 2021, dan nilai pasar kopi modern diperkirakan mencapai $47 juta.

Brand lokal memiliki keunggulan dalam hal harga yang lebih terjangkau dan pendekatan yang lebih dekat dengan konsumen. Misalnya, kedai kopi Kenangan yang banyak membuka kios sederhana tanpa area duduk, berbeda dengan Starbucks yang membidik segmen premium.

Kunci Sukses untuk Brand Lokal

Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan oleh pengusaha kafe lokal untuk bersaing di pasar global:

  1. Pelayanan yang Hangat dan Personal: Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan melalui pelayanan yang ramah dan personal.
  2. Manajemen Bisnis yang Efisien: Mengelola operasional dengan baik, strategi pemasaran yang cerdas, dan penggunaan teknologi terkini.
  3. Inovasi Produk: Berani bereksperimen dengan rasa dan produk baru yang menggabungkan tradisi dan modernitas.
  4. Penguatan Brand: Membangun cerita merek yang beresonansi dengan nilai dan budaya lokal.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, brand kopi lokal Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya bersaing di pasar domestik tetapi juga menembus pasar global. Inovasi, kreativitas, dan keramah-tamahan dalam pelayanan menjadi kunci utama untuk menarik hati konsumen di seluruh dunia.

Posting Komentar untuk " Penurunan Penjualan Starbucks dan Tantangan yang Dihadapi"